Pemerintah Kabupaten Gresik melaksanakan sosialisasi terkait rencana pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Sukodono, Kecamatan Panceng

Pemerintah Kabupaten Gresik melaksanakan sosialisasi terkait rencana pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Sukodono, Kecamatan Panceng

Pemerintah Kabupaten Gresik melaksanakan sosialisasi terkait rencana pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Sukodono, Kecamatan Panceng, pada Rabu (28/5). Kegiatan ini menjadi tonggak awal dalam upaya penanganan sampah di wilayah Gresik Utara, sekaligus membuka ruang dialog antara pemerintah daerah dan masyarakat setempat.

Plt. Bupati Gresik, dr. H. Asluchul Alif, M.Kes., M.M., M.H.P., turut hadir secara langsung dalam kegiatan tersebut. Ia didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sri Subaidah, S.T., M.T., Camat Panceng Mohammad Sampurno S.Sos., M.M., para camat dari wilayah Gresik Utara, serta unsur Forkopimcam Panceng. Tokoh masyarakat dan perwakilan warga dari seluruh desa di Kecamatan Panceng juga tampak hadir dalam forum tersebut.

Dalam sambutannya, dr. H. Asluchul Alif, M.Kes., M.M., M.H.P. menegaskan bahwa pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) bukan sekadar pembangunan fisik semata, melainkan merupakan solusi komprehensif untuk mengatasi masalah sampah. Ia menjelaskan bahwa TPST ini bukan tempat penimbunan sampah, melainkan fasilitas pengolahan yang mampu mengubah sampah menjadi berbagai produk bermanfaat, seperti kompos, RDF, dan lainnya.

TPST yang direncanakan dapat mengolah hingga 150 ton sampah setiap hari, yang berasal dari berbagai kecamatan di wilayah Gresik Utara, termasuk Sidayu dan Ujungpangkah. Selain itu, dr. H. Asluchul Alif, M.Kes., M.M., M.H.P. berkomitmen untuk menambah jumlah Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) di tingkat desa agar pengelolaan sampah dapat berjalan secara menyeluruh dari hulu ke hilir.

Namun, ia menegaskan bahwa proyek ini tidak akan dilakukan secara terburu-buru. “Saya tidak ingin sebagian tertawa, sebagian menangis. Semua harus tertawa bahagia. Maka kami ajak masyarakat berdiskusi,” ucapnya.

Dalam forum tersebut, pemerintah daerah bersama masyarakat setempat sepakat untuk meninjau ulang lokasi rencana pembangunan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama para kepala desa setempat akan menerbangkan drone guna mengidentifikasi lokasi yang lebih tepat dan strategis. Respon positif pun datang dari masyarakat. Sejumlah warga bahkan menawarkan diri untuk membantu dalam proses pemetaan ulang.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sri Subaidah, S.T., M.T. menegaskan komitmen pemerintah dalam proses yang partisipatif. “Kami tidak boleh tergesa-gesa. Semua harus merasakan manfaatnya,” katanya. Ia menyebutkan pemetaan ulang menggunakan drone akan segera dilakukan bersama pihak desa setempat.

Sementara itu, Camat Panceng Mohammad Sampurno S.Sos., M.M. menyampaikan optimisme dan dukungan dari masyarakat. “Insyaallah warga desa mendukung penuh. Karena ini untuk menyelesaikan persoalan sampah yang selama ini belum tertangani optimal,” ujarnya. Ia menambahkan, TPST juga akan membuka peluang pemberdayaan masyarakat karena warga akan dilibatkan dalam pengelolaan.

Kepala UPT TPA DLH Gresik, Purwaningtyas Noor Mariansyah menyampaikan bahwa teknologi yang dipakai dalam pembangunan TPST baru ini akan sama seperti yang ada di TPST Ngipik. "Akan sama dengan yang ada disana. Pihak pemdes dan masyarakat juga kemarin sudah melakukan kunjungan ke TPST Ngipik. Ini akan menambah pengertian masyarakat tentang apa yang sedang direncanakan oleh pemerintah daerah" Jelasnya.

Dengan keterlibatan aktif warga dan pendekatan partisipatif, pembangunan TPST di Gresik Utara akan membawa harapan baru bagi penanganan sampah di Gresik Utara. Lebih dari sekadar infrastruktur, inisiatif ini mencerminkan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup bersama.


Related Posts

Hubungi Kami
Logo

Situs kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda. Silakan menyetujui Kebijakan Privasi untuk pengalaman terbaik.